- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
ISYRAQ, SYURUQ, DUHA, DHUHA, SHALAT ISYRAQ, SHALAT SYURUQ, SHALAT DHUHA
Ibnu ‘Utsaimin menerangkan perbedaan istilah syuruq
dan isyraq. Syuruq artinya terbitnya matahari tanpa
meninggi seukuran batang tombak. Isyraq artinya terbitnya matahari dengan
meninggi seukuran batang tombak.[Lihat kitab Majmu’ al-Fatawa war Rasa’il (14/298-299).]
Istilah isyraq berasal dari kata syariqa yang artinya terbit.
Kata dhuha dalam bahasa Arab mengacu pada waktu sesaat
setelah matahari terbit hingga menjelang tengah hari. Para ulama fiqih dalam
kitab Hasyiyatu Ibnu Abidin menyebutkan bahwa waktu dhuha adalah sejak matahari
mulai meninggi hingga zawal (tergelincir atau posisi matahari ketika tepat ada
di atas kepala sedikit bergeser ke barat).
SAMA KAH ANTARA
SHALAT ISYRAQ DENGAN SHALAT DHUHA ?
Terdapat
perbedaan pendapat mengenai hal tersebut.
Pendapat pertama
Ada yang berpendapat bahwa shalat isyraq bukan shalat
dhuha. Pendapat ini ditemukan dalam karya Imam Al Ghazali. Di sana dituliskan
pendapat beliau yang menyebutkan bahwa shalat isyraq bukan shalat dhuha, meski
waktunya berdekatan. Beliau mengatakan bahwa waktu shalat isyraq ini sejak
matahari terbit, yaitu sejak terlewatnya waktu yang dilarang untuk waktu
shalat. (Ihya Ulumudin jilid 1 hal. 203).
Ulama Fiqh Syafiiyah seperti Al-Ghazali
dalam Ihyaa’ ‘Ulumiddin, Al-Mudzajjad dalam Al-‘Ubaab Al-Muhiith dan Ibnu Hajar
Al-Haitami dalam Al-Ii’aab menyatakan bahwa Shalat Isyraq itu bukan Shalat
Dhuha.
Pendapat kedua
Ada pula yang berpendapat bahwa shalat isyraq adalah
shalat dhuha. Al Mahalli dalam Minhajut-Thalibin menyebutkan, "Al Qalyubi
berkata mengomentari perkataannya (Adh-Dhuha) adalah shalat awwabin dan shalat
isyraq, menurut pendapat yang muktamad dalam pandangan guru kita, Ar-Ramli dan
Az-Ziyadi."
Syekh Ibnu Utsaimin mengatakan, "Shalat sunah
isyraq adalah shalat sunah dhuha. Jika ditunaikan segera sejak matahari terbit
dan meninggi seukuran tombak, maka dia disebut shalat isyraq, jika dilakukan
pada akhir waktu atau pertengahan waktu, maka dia dinamakan shalat dhuha. Akan
tetapi, secara keseluruhan dia adalah shalat dhuha. Karena para ulama berkata
bahwa waktu shalat dhuha adalah sejak meningginya matahari seukuran tombak
hingga sebelum matahari tergelincir." (Liqa Al Bab Al Maftuh, 141/24).
Shalat Isyraq ini merupakan Shalat Dhuha
tapi ia adalah Shalat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu dhuha, dan setelah
duduk beribadah di masjid dari waktu subuh sampai terbitnya matahari. (Lihat:
Tuhfatul-Muhtaaj: 2/231).
Ar-Ramli dalam Fatawa-nya (2/46)
menegaskan bahwa “yang muktamad / menjadi
patokan (Mazhab Syafi’iyah) adalah bahwa Shalat Isyraq adalah bagian dari
Shalat Dhuha”, hanya saja memiliki syarat: harus shalat subuh
berjamaah di masjid, kemudian duduk berzikir atau beribadah dalam masjid
tersebut hingga terbit matahari lalu mengerjakan Shalat Isyraq. Adapun Shalat
Dhuha maka bisa dilakukan tanpa ada syarat-syarat tersebut dan bisa dilakukan
kapan saja antara terbitnya matahari hingga matahari berada di pertengahan
langit (waktu zawal).
Kesimpulannya : dua rakaat shalat isyraq adalah dua
rakaat shalat dhuha. Hanya saja, jika disegerakan pelaksanaannya di awal waktu,
yaitu saat matahari meninggi seukuran batang tombak, itu adalah shalat isyraq
dan dhuha. Jika diakhirkan pelaksanaannya di akhir waktu, itu adalah
shalat dhuha, bukan shalat isyraq.”[ Lihat kitab Majmu’
al-Fatawa war Rasa’il (14/305).]
Dalil
shalat Isyraq dengan Dhuha
Shalat ini secara khusus telah diperintahkan oleh
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pada Amr bin ‘Absah al-Aslami radhiyallahu’anhu:
Artinya: “Shalatlah subuh, kemudian
janganlah shalat hingga terbitnya matahari dan meninggi, karena matahari itu
jika terbit maka ia terbit di antara dua tanduk setan, di mana saat itu
orang-orang kafir melakukan sujud penyembahan kepadanya. Kemudian (setelah
terbit), maka shalatlah, karena shalat (pada saat itu yaitu dhuha / isyraq): disaksikan
dan dihadiri (oleh para malaikat)…” (HR
Muslim: 832).
Telah ada hadis populer tentang fadhilah Shalat
Isyraq ini, yaitu:
Artinya: “Siapa yang shalat subuh berjamaah
kemudian dia duduk zikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian dia
shalat dua rakaat maka dia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah secara
sempurna…. sempurna…sempurna.”
Hadis ini Riwayat Imam Tirmidzi dalam Al-Jaami’
(586),
juga diriwayatkan dari jalur beberapa sahabat
lainnya. Namun para ulama hadis berbeda pendapat, apakah hadis fadhilah Shalat
Isyraq ini shahih atau dhaif ? Meskipun hadis ini dalam semua jalurnya memang
dhaif / lemah yang tidak bisa saling menguatkan atau mengangkat hadis ini
menjadi “hasan li ghairihi” yang bisa dijadikan dalil, namun amalan
ini telah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
sebagaimana dalam HR. Muslim diatas, dan bahwasanya keutamaannya yang sangat
pasti adalah bahwa ia shalat yang dihadiri dan disaksikan oleh para malaikat,
adapun keutamaan bahwa pahalanya menyamai pahala haji atau umrah, maka tetap
diharapkan, Insya Allah, bahkan meskipun tidak shahih, amalan Shalat Isyraq ini
pun tetap sunnah. Wallaahu a’lam.
Pelaksanaannya
Lalu apakah Shalat Isyraq boleh dikerjakan di
rumah?
Jawabannya adalah bahwa: Yang nampak dari hadis Amr bin ‘Absah HR. Muslim di atas dan juga ucapan para ulama adalah bahwa Shalat Isyraq ini bagi laki-laki = harus dilakukan di masjid, dan tidak boleh dilakukan di rumah, karena itu merupakan salah satu syaratnya. Hanya saja Mulla ‘Ali Qari dalam Mirqaat Al-Mafaatiih (2/770) menyatakan bahwa Shalat Isyraq ini boleh dikerjakan di rumah asal setelah Shalat Subuh berjamaah di masjid, seseorang senantiasa dalam keadaan beribadah, atau berzikir, meskipun telah pulang ke rumah, lalu Shalat Isyraq di rumah. Tapi pernyataan para ulama lainnya tentunya lebih tepat, Wallaahu a’lam.
Adapun kaum
hawa yang mengerjakan Shalat Subuh di rumah, maka mereka tetap disunatkan untuk
melakukan Shalat Isyraq ini di rumah mereka, di tempat shalat mereka setelah matahari
terbit. Tentunya setelah Shalat Subuh, mereka duduk di tempat shalatnya untuk
berzikir, atau membaca Al-Quran atau ibadah lainnya, dan bila matahari telah
terbit, maka hendaknya melakukan Shalat Isyraq ini.
Wallaahu a’lam.
SUMBER
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar