- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Empati
(pengertian, jenis dan manfaat nya)
Salah satu teknik dalam skill dasar konseling
Disusun oleh :
Hari
Budiyana, S.Psi. I
I. PENDAHULUAN
Allah swt. Berfirman dalam Q.S. Almaidah : 2
...... وَتَعَاوَنُواْ
عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢
Artinya :
..........Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
Hadits Nabi SAW
مَنْ
كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ
فَإِنَّ اللَّهَ فِى حَاجَتِهِ
وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ
كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ
بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
"barang siapa yang mencukupi kebutuhan saudarnya, niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya, dan barang siapa yang melepaskan satu kesusahan yang dialami oleh seorang muslim, maka Allah akan meng-hindarkannya dari satu kesusahan di hari kiamat.'' (H.R. muslim)
"barang siapa yang mencukupi kebutuhan saudarnya, niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya, dan barang siapa yang melepaskan satu kesusahan yang dialami oleh seorang muslim, maka Allah akan meng-hindarkannya dari satu kesusahan di hari kiamat.'' (H.R. muslim)
pendapat imam ibnu katsir tentang ayat ini bahwa
apabla seorang mukmin saling tolong menolong maka hal itu disebut perbuatan
taqwa.[1]
Dari ayat dan hadits diatas bisa kita maknai bahwa
Allah swt dan Rasulullah saw., mengisyaratkan agar kita saling membantu
terhadap kesulitan orang lain, baik berupa materi ataupun non materi terhadap
orang yang membutuhkannya dan Allah swt akan membalas dengan balasan yang
terbaik yaitu ketika diakhirat kelak Allah swt akan menolong kita, Wallahu
a’lam.
Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).
Konseling bisa dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti di masyarakat, di dunia industri, membantu korban bencana alam, maupun di lingkungan pendidikan. Khusus pada dunia pendidikan tingkat dasar dan lanjutan di Indonesia, layanan ini biasa disebut bimbingan konseling (konseling sekolah) dan dilakukan oleh guru pembimbing(konselor sekolah).[2]
Dalam
melakukan konseling seorang pembimbing harus memiliki skill dasar konseling
(sudah dibahas dalam kuliah pertemuan ke 2 oleh Dosen Ust. Nurul Komar,
S.Sos.I) ada 11 teknik yang dipaparkan beliau diantaranya :
1. Attending
2. Empati
3. Refleksi
4. Eksplorasi
5.
Paraphrasing (Menangkap Pesan)
6. Opened
Question (Pertanyaan Terbuka)
7. Closed
Question (Pertanyaan Tertutup)
8.
Minimal Encouragement (Dorongan minimal)
9.
Interpretasi
10.
Directing (Mengarahkan) dan
11. Summarizing
(Menyimpulkan Sementara)
Sahabat kuliah teknik dasar konseling, Dalam pembahasan makalah kali ini, insyaallah penulis akan menyampaikan salah satu diantara 11 poin tersebut (sesuai dengan tugas dan arahan yang diberikan dosen), akan penulis coba membahas poin ke 2 yaitu EMPATI.
Untuk
lebih jelasnya penulis akan mencoba memaparkan apa itu empati, silahkan disimak
dalam poin PEMBAHASAN dibawah ini.
II. PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Kita coba bahas apa itu empati dari
berbagai sumber.
1. Pengertian
Empati dari materi yang disajikan Ust. Nurul Komar, S.Sos.I
Empati
ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
berfikir bersama klien dan bukan untuk
atau tentang klien (?). Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending,
tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.[3]
2.
sumber
dari wikipedia
Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan
fisik") didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks
pada distres emosional orang lain.[1] Empati termasuk kemampuan untuk
merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba
menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.[1] Kata empati dalam bahasa inggris (Empathy)
ditemukan pada tahun 1909 oleh E.B. Titchener sebagai usaha dari menerjemahkan
kata bahasa Jerman "Einfühlungsvermögen", fenomena baru yang
dieksplorasi oleh Theodor
Lipps pada akhir abad
19. Setelah itu, diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Jerman sebagai
"Empathie" dan digunakan di sana.
Empati adalah kemampuan dengan berbagai
definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang
menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan
emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan
garis antara diri dan orang lain. [4]
3.
Pengertian menurut KBBI
empati/em·pa·ti/ /émpati/ n Psi
keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya
dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain;
berempati/ber·em·pa·ti/ v melakukan
(mempunyai) empati: apabila seseorang mampu memahami perasaan dan pikiran
orang lain, berarti ia sudah mampu berempati. [5]
4. Menurut laman branda.psikologi.blogspot.id
Empati, adalah melakukan sesuatu kepada orang
lain, dengan menggunakan cara berpikir dari orang lain tersebut, yang menurut
orang lain itu menyenangkan, yang menurut orang lain itu benar.
Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita dalam menyelami
perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan
kita dalam mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut.
Empati adalah kemampuan kita dalam merespon keinginan orang lain yang tak
terucap. Kemampuan ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan
kedalaman hubungan kita dengan orang lain (connecting with). [6]
5. Menurut the key word of BK
Empati dalam bahasa konseling adalah
"Mendengarkan dengan telinga orang lain, melihat dengan mata orang lain,
dan merasakan dengan perasaan orang lain!"[7]
6. Fersi
kamus lengkap psikologi yang disusun James P Chaplin menjelaskan empati sebagai berikut
empathy
(empati) ; 1. Memproyeksikan perasaan
sendiri pada suatu kejadian, satu objek alami, atau satu karya estetis;
2.realisasi dan pengertian terhadap perasaan,
kebutuhan dan penderitaan pribadi lain.[8]
7. Satu lagi pengertian Empati menurut
laman handpy.wordpress.com
Empati
adalah kemampuan mengindra perasaan dari perspektif orang lain. Semakin baik
pemahaman seseorang tentang dinamika emosinya sendiri, semakin trampil ia dalam
membaca emosi dan perspektif orang lain. Kemampuan ini sangat penting untuk
membangun hubungan interpersonal yang sehat.[9]
Apabila kita amati dari 7 pengertian empati
(yang akan kita terapkan untuk kita sebagai guru pembimbing/ guru BK) diatas
bisa kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
Empati adalah
sikap fisik dan psikologis seseorang dalam merespon kondisi orang lain (klien) yang
ditampilkan dalam bentuk ucapan/ kata-kata, sikap dan perbuatan, yang terjadi ketika
komunikasi atau dialog dengan seseorang (klien) baik secara langsung (berhadapan
dengan objek) ataupun melalui media komunikasi dengan catatan tidak benar-benar
larut dengan pembicaraan dan emosi klien.
Kenapa ada
catatannya ? karena apabila seorang pembimbing / guru BK / konselor larut
dengan pembicaraan dan emosi klien, maka berjalannya proses konseling tidak
objektif lagi, sebagaimana disampaikan dr.
H. Ibin Kutibin Tadjudin Sp.Kj didalam bukunya PSIKOTERAPI HOLISTIK ISLAM.
2.2 JENIS - JENIS EMPATI
Sahabat kuliah teknik dasar konseling, tahukah anda Ada berapa jenis Empati ?
Kita
simak paparan berikut ini.
Ustadz
Nurul Komar S.Sos.I menyampaikan dalam kuliahnya, terdapat dua jenis empati,
yaitu :
1. Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha
memahami perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat
terlibat dan terbuka.
Contoh
ungkapan empati primer : “Saya dapat merasakan bagaimana perasaan Anda”. “Saya
dapat memahami pikiran Anda”. “Saya mengerti keinginan Anda”.
2. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor
terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan
menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. Keikut sertaan
konselor tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi
hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk
penderitaannya. Contoh ungkapan empati tingkat tinggi : Saya dapat merasakan
apa yang Anda rasakan, dan saya ikut terluka dengan pengalaman Anda itu”.[10]
Sahabat kuliah
teknik dasar konseling, penulis agak sulit untuk mendaptakan jenis-jenis
empati didalam literatur yang dijumpai penulis, akan tetapi penulis mencoba
googling, alhamdulillah menemukan di salah satu laman website dibawa ini, yang
menjelaskan tentang jenis-jenis empati.
Menurut laman handpy.wordpress.com, empati terbagi menjadi 3 bagian :
1.
Empati Kognitif: Mengetahui emosi atau suasana hati orang lain.
2.
Empati Afektif: Masuk ke dalam pengalaman subjektif orang lain.
3.
Empati Konatif: Melakukan sesuatu seolah-olah ia berada dalam posisi orang itu.
2.3 MANFAAT
Sahabat kuliah teknik dasar konseling,
ternyata ada manfaat lho dari sikap kita berempati terhadap orang lain, mau
tahu manfaatnya ? perhatikan penjelasan dibawah ini :
1. Menurut laman
branda.psikologi.blogspot.id
Empati merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan coba memahami suatu
permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Melalui empati,
individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu
permasalahan. Memahami orang lain akan mendorong antar individu saling berbagi.
Empati merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu.[11]
2.
Manfaat empati versi laman gelombang otak
menyebutkan ada 5 manfaat apabila kita memiliki skill empati diantaranay :
2.1 Membuat
hidup lebih bahagia
Manfaat empati yang pertama adalah membuat hidup lebih bahagia. Ketika Anda memiliki rasa empati kepada orang lain, Anda akan mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jika Anda telah memiliki itu, maka dari dalam diri Anda tumbuh rasa belas kasih dan kasih sayang terhadap sesama. Rasa belas kasih dan kasih sayang terhadap sesama akan menjauhkan Anda dari rasa iri, benci, maupun permusuhan kepada orang lain hingga membuat Anda menjadi pribadi yang bijaksana sehingga mampu membuat hidup Anda lebih bahagia.
Manfaat empati yang pertama adalah membuat hidup lebih bahagia. Ketika Anda memiliki rasa empati kepada orang lain, Anda akan mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jika Anda telah memiliki itu, maka dari dalam diri Anda tumbuh rasa belas kasih dan kasih sayang terhadap sesama. Rasa belas kasih dan kasih sayang terhadap sesama akan menjauhkan Anda dari rasa iri, benci, maupun permusuhan kepada orang lain hingga membuat Anda menjadi pribadi yang bijaksana sehingga mampu membuat hidup Anda lebih bahagia.
2.2 Membuat
hidup lebih sehat
Manfaat empati yang kedua adalah membuat hidup lebih sehat. Sebuah study yang diterbitkan dalam Psychological Science menujukkan bahwa emosi positif dan hubungan sosial yang positif mampu meningkatkan kesehatan. Pengamatan yang dilakukan pada peserta penelitian menunjukkan bahwa dengan menumbuhkan emosi positif yang diwujudkan dalam bentuk cinta kasih kepada sesama serta dengan mewujudkan hubungan sosial yang positif para peserta memiliki denyut jantung yang lebih stabil serta terhindar dari berbagai jenis penyakit. Pada intinya orang yang memiliki empati kepada orang lain dapat merasakan manfaat empati yakni memiliki hidup yang lebih lama dan lebih sehat.
Manfaat empati yang kedua adalah membuat hidup lebih sehat. Sebuah study yang diterbitkan dalam Psychological Science menujukkan bahwa emosi positif dan hubungan sosial yang positif mampu meningkatkan kesehatan. Pengamatan yang dilakukan pada peserta penelitian menunjukkan bahwa dengan menumbuhkan emosi positif yang diwujudkan dalam bentuk cinta kasih kepada sesama serta dengan mewujudkan hubungan sosial yang positif para peserta memiliki denyut jantung yang lebih stabil serta terhindar dari berbagai jenis penyakit. Pada intinya orang yang memiliki empati kepada orang lain dapat merasakan manfaat empati yakni memiliki hidup yang lebih lama dan lebih sehat.
2.3 Membuat
Anda lebih pintar
Manfaat empati berikutnya adalah membuat Anda lebih pintar. Empati akan membuat Anda lebih mudah untuk berhubungan baik dengan orang lain. Untuk mampu berhubungan baik dengan orang lain, Anda harus mampu menyesuaikan diri dengan orang-orang yang berbeda latar belakang pendidikan, sosial maupun ekonominya dengan Anda. Empati akan memudahkan Anda untuk itu, membuat Anda lebih pintar menyesuaikan diri dan juga tentunya membuat kecerdasan emosional Anda semakin meningkat.
Manfaat empati berikutnya adalah membuat Anda lebih pintar. Empati akan membuat Anda lebih mudah untuk berhubungan baik dengan orang lain. Untuk mampu berhubungan baik dengan orang lain, Anda harus mampu menyesuaikan diri dengan orang-orang yang berbeda latar belakang pendidikan, sosial maupun ekonominya dengan Anda. Empati akan memudahkan Anda untuk itu, membuat Anda lebih pintar menyesuaikan diri dan juga tentunya membuat kecerdasan emosional Anda semakin meningkat.
2.4 Menumbuhkan
rasa cinta kasih dari dalam diri Anda
Manfaat empati selanjutnya adalah menumbuhkan rasa cinta kasih dari dalam diri Anda. Empati akan membuat Anda mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Membuat Anda mampu menempatkan diri Anda dalam situasi dan kondisi orang lain hingga Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain ini akan memunculkan rasa cinta kasih dari dalam diri Anda kepada orang lain.
Manfaat empati selanjutnya adalah menumbuhkan rasa cinta kasih dari dalam diri Anda. Empati akan membuat Anda mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Membuat Anda mampu menempatkan diri Anda dalam situasi dan kondisi orang lain hingga Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain ini akan memunculkan rasa cinta kasih dari dalam diri Anda kepada orang lain.
2.5 Mendapatkan
kemudahan-kemudahan dalam hidup Anda.
Manfaat empati berikutnya adalah mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidup Anda. Empati akan membuat Anda lebih peduli dan mau membantu orang lain. Dengan kata lain empati merupakan kebaikan yang Anda berikan kepada orang lain. Setiap kebaikan yang Anda berikan akan mendapat balasan, baik dari Tuhan maupun dari sesama manusia. Ketika Anda mampu berempati dan berbuat baik kepada orang lain, maka orang lain juga akan berbuat baik kepada Anda sehingga kehidupan Anda akan dipenuhi dengan kemudahan-kemudahan yang tidak Anda sangka sebelumnya. [12]
Manfaat empati berikutnya adalah mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidup Anda. Empati akan membuat Anda lebih peduli dan mau membantu orang lain. Dengan kata lain empati merupakan kebaikan yang Anda berikan kepada orang lain. Setiap kebaikan yang Anda berikan akan mendapat balasan, baik dari Tuhan maupun dari sesama manusia. Ketika Anda mampu berempati dan berbuat baik kepada orang lain, maka orang lain juga akan berbuat baik kepada Anda sehingga kehidupan Anda akan dipenuhi dengan kemudahan-kemudahan yang tidak Anda sangka sebelumnya. [12]
3.
Menurut laman healt.liputan6
menyampaikan, dari beberapa penelitian ada 7 manfaat apabila kita mampu
berempati :
3.1
Dari
hasil penelitian yang dilakukan Daniel Batson dan Nancy Eisenberg terlihat
bahwa orang-orang yang memiliki rasa empati cukup tinggi, lebih besar
kemungkinannya untuk membantu orang lain meski harus menyingkirkan kepentingan
diri sendiri.
3.2
Dia
juga menyebut, rasa empati mampu mengurangi prasangka buruk dan rasisme. Sebab,
ketika melakukan penelitian terhadap peserta berkulit putih, mereka dibuat
untuk berempati terhadap orang Afrika yang sedang mengalami musibah.
3.3
Penulis
efek strategi untuk mengembangkan dan mengekspresikan empati dalam satu
hubungan, Christine Carter, mengatakan, rasa empati mampu membuat hubungan
pernikahan dalam keadaan baik-baik saja. Penelitian yang dilakukan Christine
menunjukkan, mampu memahami emosi pasangan akan memperdalam keintiman dan
meningkatkan kepuasan dalam berhubungan.
3.4
Empati
mengurangi perilaku intimidasi, itulah hasil dari penelitian yang dilakukan
Mary Gordon terhadap rasa empati yang ditunjukkan oleh seorang anak.
3.5 Dari hasil penelitian yang dilakukan
Samuel dan Pearl Oliner menemukan bahwa orang yang memiliki rasa empati akan
menyelamatkan nyawa orang lain dari satu pertikaian. Tindakan ini menunjukkan
bahwa rasa empati mampu meningkatan perilaku heroik.
3.6 Empati sangat baik bagi kehidupan
karyawan di kantor. Sebab, seorang pemimpin yang sering menunjukkan rasa
empati, memiliki banyak karyawan yang jarang sakit, dan dilaporkan memiliki
rasa bahagia yang lebih besar.
3.7 Memiliki rasa empati baik bagi kesehatan,
karena dari hasil satu penelitian yang dilakukan terhadap seorang dokter,
ditemukan fakta bahwa seorang dokter yang memiliki rasa empat terhadap
pasiennya, memiliki banyak pasien yang menikmati kesehatannya yang lebih baik[13]
Dengan melihat
begitu banyak manfaat dari sikap empati dengan dilengkapi hasil riset yang
membuktikan manfaatnya, kita sebagai guru pembimbing dilingkungan SMAIT Assyifa
Boarding School sangat dianjurkan untuk mampu mengaplikasikan sikap empati
dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam kondisi konseling saja, kapanpun
dimanapun kita melakukan dialog atau komunikasi, sikap empati sebaiknya
diaplikasikan. (sebagai bahan tadzkirah untuk pribadi penulis)
III. KESIMPULAN
Apabila
kita lihat dan perhatikan dari mulai pengertian empati, jenis-jenis empati dan
manfaat empati bisa kita maknai bahwa seorang
konselor atau pembimbing sangat diharuskan memiliki skill Empati untuk
menghadapi klien atau konseli yang sedang kita hadapi. Sehingga klien kita mau
terbuka terhadap problem yang dialaminya dan
bahkan yang paling penting adalah klien mau mengikuti arahan dari
kita sebagai pembimbing untuk merealisasikan problem solving / penyelesaian
masalah yang dihadapinya.
Akan
tetapi sebagai seorang praktisi konseling (pembimbing / guru BK / konselor)
tidak dibenarkan terlalu larut dalam penderitaan konseli (empati yang
kebablasan) sebagaimana disampaikan dr. H. Ibin Kutibin Tadjudin Sp.Kj dalam
buku Psikotherapi holistik islam dalam bab pelaksanaan Psikotherapi holistik
islam, menurut beliau ada dua poin yang tidak boleh dilakukan oleh therapis (dalam
bahasan kita pembimbing/ /guru BK/ konselor, peny.) yaitu :
1.
Psikotherapis tidak terbawa arus balik ke
masa lalu penderita
Dalam
penjelasannya diakhiri dengan kalimat :
“jangan
dipotong apa yang sedang disampaikan oleh penderita, tidak ada salahnya
didengarkan dengan sebaiknya, tetapi karena biasanya setiap konsultasi bicara
soal itu (tentang kondisi yang dialaminya, peny), maka dokter (dalam bahasan
kita pembimbing/ /guru BK/ konselor, peny.) sebaiknya dengan bijak membawa
penderita kepada topik lain yang bermanfaat untuk membangun masa depan
penderita”
2.
Psikotherapis tidak larut dalam
penderitaan, pembicaraan penderita
Dalam
hal ini ada penjelasan yang perlu kita perhatikan :
“.......
kalau sudah muncul simpati dokter (dalam bahasan kita pembimbing/ /guru BK/ konselor,
peny.) tidak akan objektif lagi dalam melakukan PHI (proses konseling, peny.),
sebaiknya PHI (proses konseling, peny.) segera dihentikan ........”
“kalau
muncul rasa senang kepada pasien, untuk menghindarkan yang kurang etis,
sebaiknya dokter (dalam bahasan kita pembimbing/ /guru BK/ konselor, peny.)
menganjurkan penderita berobat ke fasilitas lain (ke pihak lain, peny), tentu
dengan alasan yang dianggap rasional” [14]
VI. DAFTAR SUMBER
Study pustaka
Chaplin
J.P. Kamus Lengkap Psikologi, rajawali pres, jakarta, 2014.
Materi
kuliah Teknik Dasar Konseling, Ust. Nurul Komar, S.Sos.I
Tadjudin
Sp.Kj dr. H. Ibin Kutibin;PSIKOTERAPI HOLISTIK ISLAM; penerbit kutibin,
Bandung, 2007.
The Keyword of guidance and counseling,
bukurancangan Budiyana Hari, 2013
Study internet
Publisher : Abu Hafidz
[1]
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-maidah-ayat-1-2.html
[3]
Materi kuliah Teknik Dasar Konseling, Ust. Nurul Komar, S.Sos.I
[7]
The Keyword of guidance and counseling, bukurancangan Budiyana Hari, 2013
[8]
Chaplin J.P. Kamus Lengkap Psikologi, rajawali pres, jakarta, 2014. Hal.165
[10]
Loc. Cit.
[11]
Loc. Cit.
[14]
Tadjudin Sp.Kj dr. H. Ibin Kutibin;PSIKOTERAPI HOLISTIK ISLAM; penerbit
kutibin, Bandung, 2007. Hal.622-623
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar