CINTA Halal syarat FAHALA Engkau Anugerah Allah untuk ku - Curhat suami



Kau adalah anugerah yang Alloh berikan untuk ku
(curahan : Abu Hafidz)
Assalamu’alaikum wr. Wb.

Ku awali tulisan ini dengan Nama Alloh yang Maha Rahman dan Rahim

Puji dan syukur tertuju hanya untuk Alloh yang Maha Ghofur, sholawat dan salam pada baginda termulia disemesta alam.

Teruntuk seseorang yang selalu melekat dihati, mudah – mudahan dalam keadaan sehat wal ‘afiat selalu... amiin...

Sayang, sewaktu ta’aruf kau kupanggil ukhti, setelah menikah kau ingin kupanggil adik, dan tak lama lagi akan kupanggil ummi.

Sayang, memang selalu kupanggil dengan kata itu setiap hari, walau terkadang kupanggil adik karena menghargai permintaanmu itu.

Engkaulah sang-bidadari yang kan slalu kucintai sampai ajalku terbukti, setelah ku amati hubungan ini -pada fase awal rumahtangga kita- ada yang membuat Aa geli sekaligus yakin bahwa engkau adalah akhwat sejati, ketika engkau ku dekati, engkau slalu terlihat gugup dan kulihat wajahmu memerah tanda malu padaku, bercampur rasa senang dan bahagia, engkau terlihat pada waktu itu cantik menawan hati, meskipun orang lain tidak mengetahui hal itu, eit..., tidak boleh su’udzhan dulu..., perhatikan kata-kata Aa: “meskipun orang lain tidak mengetahui hal itu” bukan kah waktu itu kita hanya berdua saja ditempat peraduan ini sayang...., nah..... terlihat dari sinar matamu bahwa dirimu memahami apa yang aku sampaikan. Sayang, tahukah engkau, satu lagi kebahagiaan untuk ku, dimana ketika bibirmu dihiasi senyuman manis, kata-katamu lembut selembut salju dan pelukanmu hangat sehangat pelukan Ibu pada anaknya, pada saat itu seolah-olah dunia ini sirna dan berganti menjadi syurga yang Alloh gambarkan dalam kalam –Nya, indaaaah, bahagiaaa....., subhaanallaah walhamdulillaah wasyukurillah.........

Satu lagi yang membuat Aa bangga padamu, ketika Aa terlelap tidur disepertiga malam karena lelah, engkau membangunkanku dengan penuh cinta, untuk menghadap sang Pencipta, yang Maha Mencintai makhluq-Nya, dengan sedikit berat kubukakan mataku lalu memaksa tubuhku untuk duduk, kuusap wajahku dan kubaca do’a bangun tidur sesuai sunnah Nabi saw, lalu kulangkahkan kaki ku, untuk mengambil ari wudhu, tak tertinggal sunnah Rasululloh saw kuamalkan lagi: doa masuk kamar mandi, membasuh tangan, lalu istinsyak tiga kali, lalu menggosok gigi/bersiwak, sesuai yang kita fahami dari sabda nabi yang ada pada bukunya syekh Kholid AlHusainan dengan 'judul ‘Seribu Sunnah Harian’, setelah itu kulanjutkan berwudhu, sebagaimana Rasululloh saw berwudhu, seperti dipaparkan dalam kitab ‘Fiqh Sunnah’ dalam bab Thaharah yang disusun oleh Syaikh Sayyid Sabiq, kemudian keluar kamar mandi dengan mengucapkan Ghufraanaka,  lalu ku angkat mukaku memandang langit-langit, dengan melafalkan do’a “Asyhadu anllaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhu, allahummaj’alni minattawabiina, waj’alni minal muttathohirina waj’alni min’ibadika shaalihiin, amiin. Setelah itu kusempatkan shalat thuhur dua rakaat, setelah itu kita berjamaah qiyamullail dan berdo’a, Alhamdulilla....ah, nikmatnya memiliki isteri shalihah sepertimu sayang....., bisa menjadi pengingat disaat alfa, semoga Alloh memberikan keberkahan dalam hidupmu, dan selama mendampingi ku, kau ikhlas menghadapi kekurangan yang ada dalam diriku.

Sayang, terkadang Aa termenung menafakuri kepribadianmu yang tulus, begitu berani memutuskan untuk menikah dengan ku, disaat orang-orang mencibirkan bibirnya tanda tak suka dengan keadaanku, disaat wanita pendengki memaki keadaanku, disaat para gadis berfikir seribu kali ketika diajak menikah denganku, entah mereka tidak suka atas kekuranganku, entah merasa tidak nyaman ketika menikah dengan seseorang yang berstatus sepertiku pada waktu itu, dengan tampilan yang kurang enak dilihat, atau mungkin karena isu “itu” yang merebak bak jamur dimusim hujan, entah lah...., tapi aku merasa salut atas keputusanmu yang begitu berani, dan ku tahu disitulah nilai iman mu yang kokoh membaja, yang memantapkan keputusan untuk merajut cinta, mengharungi lautan samudera dengan bahtera rumah tangga bersama ku, karena ketika aku dalam kesendirian setelah bahtera rumah tangga porak poranda, sempat bathinku pesimis apakah akan mendapatkan pendamping hidup yang shalihah, atau mungkin harus hidup dalam kesendirian? didalam renungan ku itu, teringat dengan pesan yang pernah disampaikan seorang sahabat yang ada di kalimantan ketika beliau menanyakan kabarku waktu itu dan mau tidak mau aku katakan bahwa bahtera rumahtanggaku telah karam, beliau kaget bukan main, walaupun memahami bahwa kehidupan ada siang ada malam, kemudian menanggapi lewat sms nya, dengan kata-kata seperti ini : 
“Insyaalloh, Alloh akan memberi yang lebih baik akhi, karena Alloh sangat mengetahui kebutuhan hamba-Nya. Biarkan Alloh memilihkan yang lebih baik untuk hamba-Nya, kita berdo’a saja dengan penuh harap dan keyakinan. Ana yakin sekali, peristiwa tidak lain adalah jalan Alloh memberikan pada antum kebahagiaan yang selama ini belum pernah dapat atau bahkan belum pernah dirasakan oleh antum.”
Subhaanallaah, disaat langkah gontaiku pada waktu itu, ketika mendapatkan sms yang begitu menentramkan jiwa seolah beban dipundak berkurang setengahnya, Alhamdulillah...... terimakasih sobat, engkau memang sahabat sejatiku, semoga engkau bersama isteri dan keluarga mendapatkan keberkahan dari Alloh swt. Jazakallah khairan katsiran, atas saran, dan do’a nya. Tak lama kemudian, dengan izin Alloh aku dipilihkan pendamping hidup seorang Akhwat, dia gadis, hafidzoh pula, itulah dirimu sayang, Alhamdulillaaah wasyukurillaah....

Duhai cintaku, bertahun-tahun lamanya kurindukan keturunan, ternyata Alloh swt. menjawab do’aku setelah sekian lama ku merengek dengan pintaku, dan dengan rangkaian ujian badai serta topan yang tak putus menerpa, ditambah dengan kerikil – kerikil tajam menghadang, juga ombak yang meninggi bagaikan tsunami, dan akhirnya karam ditengah lautan, hal ini harus Aa fahami bahwa kejadian itu tak lain untuk merontokkan dosa-dosaku yang menggunung, sebelum Dia Yang Maha Tahu memberi amanah baru, dan dengan izin-Nya Aa mencoba menjalani hidup ini tanpa seorangpun yang tahu bahkan orangtuaku dan saudara-saudaraku, mereka tidak tahu persis apa sebernarnya yang terjadi pada bahtera yang Aa pimpin pada waktu itu, kini Aa sampaikan hal ini dengan tujuan agar menjadi ibrah untuk kita, khususnya untuk Aa sendiri.

Sayang, tahukah engkau, ketika Aa mengabari sahabat yang ada dikalimantan itu, bahwa kita telah diberikan tanda buah cinta yang akan menjadi keturunan kita, alangkah senangnya sahabat yang ada di luar jawa itu, ia dengan keluarganya mengucapkan : “Alhamdulillah kami sekeluarga ikut bahagia,  mudah-mudahan yang dikandung dan yang mengandunnya diberikan kesehatan sampai nanti lahir dan melahirkan, dan menjadi awal keberkahan keluarga antum, amiiin.”

Fajar menyingsing mengawali pagi hari yang cerah, seolah menggambarkan keadaan hati ini, Sayang, hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan telah kita lewati dan bulan november ini genap satu tahun usia pernikahan kita, Aa berharap sekali dan memohon kepada Alloh swt, mudah-mudahan kita ditakdirkan selalu bersama, dalam membangun keluarga ini, tentunya bersama dalam sakinah, mawaddah dan rahmah yang Alloh swt anugerahkan kepada kita dan keturunan kita, amiiin ya mujibassailiin.
Sebelum ku akhiri surat pengantar rindu ini, boleh ku berpsan, tolong selipkan do’a untuk kebahagiaan kita disetiap kesempatan, agar Alloh swt meRahmati dan selalu membimbing kita dalam meraih ridho dan maghfirah-Nya, mampu mengemban amanah sebagai orangtua dari buah hati kita kelak, karena hal itu merupakan amanah yang perlu kita sikapi dengan bijak dan cinta sejati, dan satu lagi, cita-cita Aa ingin berangkat haji bersama dengan orang tua kita, amiiin ya Rabb..., sekali lagi titip ya sayang....
Sayang, Aa cukupkan sekian saja surat ini, karena khawatir kebanyakan, nanti dirimu kelelahan baca yang akhirnya ngantuk dan ketiduran..... he he.

Kututup surat ini dengan doa kifaratul majlis, subhaanakallahumma wabihamdika asyhadu anllaa ilaaha illaa anta astaghfiruka waatuubu ilaika. Walhamdulillahirabbil’alamiin.

Aa tunggu balasannya ya....

Wassalamu’alaikum wr. wb.


Subang, 10 Nov 2012
 Your loved

Komentar