BAHAGIA SAMBUT RAMADHAN 1439 H 2018 M, MENYAMBUT BULAN SUCI, SAMBUT RAMADHAN DENGAN SUKA CITA, MARHABAN YAA RAMADHAN



BAHAGIA SAMBUT RAMADHAN 1439 H 2018 M
Penyaji : Abu Hafidz

Allah swt berfirman didalam surat Al-Baqarah ayat 183 – 185 :

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (183) أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (184) شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (185)
صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Siapa yang tidak BAHAGIA menyambut bulan suci RAMADHAN ?
apabla ada yang tidak merasakan bahagia dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini, patut dipertanyakan keimanannya...

Sahabat, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan RAMADHAN, Bagi seorang muslim tentu kedatangan bulan Ramadhan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadhan merupakan bulan Maghfirah, Rahmat, dan Tarbiyyah dimana didalamnya terdapat amalan yang menjadi Ladang fahala untuk mencetak kita agar menjadi orang yang muttaqin.

Persiapan apa yang sudah kita lakukan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan ?
Bagaimana cara menyambut Ramadhan yang dicontohkan Rasulullah SAW ?

Tulisan ini bisa dijadikan referensi dalam mempersiapkan menyambut  bulan suci Ramadhan, yaitu:

1.  Memahami ilmu fiqh shaum.
hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara berpuasa yang benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw,  juga ibadah yang lainnya, Baik dalam melaksanakan sahur, i’tikaf, shalat tarawih, tadarrus al-Quran, dan ifthar. Mari kita upgrade wawasan kita dengan membaca buku fiqh shaum untuk optimalisasi ibadah kita di bulan suci Ramadhan.
Mu’adz bin Jabal r.a berkata: ”Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.
Apabila suatu amal tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya.
Na’udzubillah tsumma na’udzubillah
#Marhaban ya Ramadhan

2. Berdoa
Sebagaimana yang dicontohkan para ulama salafusshalih. Mereka berdoa kepada Allah Swt dengan sungguh-sungguh agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan sejak tiga bulan sebelumnya, karena berjumpa dengan bulan ini merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Allah Swt.

Hadits ini terdapat dalam Musnad Imam Ahmad (1/256) dengan teks berikut:
حدثنا عبد الله ، حدثنا عبيد الله بن عمر ، عن زائدة بن أبي الرقاد ، عن زياد النميري ، عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال : اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان وكان يقول : ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر
“Abdullah menuturkan kepada kami: ‘Ubaidullah bin Umar menuturkan kepada kami: Dari Za’idah bin Abi Ruqad: Dari Ziyad An Numairi Dari Anas Bin Malik, beliau berkata: ‘Jika bulan Rajab tiba Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa: Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana, dan beliau juga bersabda: Pada hari Jum’at, siangnya ada kemuliaan dan malamnya ada keagungan”. (HR. Ahmad)
#Marhaban ya Ramadhan

3.  Tarhib Ramadhan. 
Persiapan tidak hanya dilakukan secara individual, kita juga hendaknya melakukan persiapan secara kolektif, seperti melakukan tarhib Ramadhan yaitu mengumpulkan kaum muslimin di masjid atau di tempat lain untuk diberi pengarahan mengenai puasa Ramadhan, adab-adab, syarat dan rukunnya, hal-hal yang membatalkannya atau amal ibadah lainnya.
Menjelang bulan Ramadhan tiba, Rasul saw memberikan pengarahan mengenai puasa kepada para shahabat. Beliau juga memberi kabar gembira akan kedatangan bulan Ramadhan dengan menjelaskan berbagai keutamaannya. 

Abu Hurairah ra berkata, kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah saw bersabda, 
Telah datang kepada kamu syahrun mubarak (bulan yang diberkahi). Diwajibkan kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelunggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam itu, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).

Hal ini dilakukan oleh Rasulullah saw untuk memberikan motivasi dan semangat kepada para sahabat dan umat Islam dalam beribadah di bulan Ramadhan.
#Marhaban ya Ramadhan

4. Mengqadha shaum tahun lalu.
puasa qadha dibolehkan sekalipun telah masuk pertengahan sya’ban. Batas akhirnya adalah sampai datang ramadhan berikutnya. Dan itulah yang dilakukan oleh Ummul Mukminin, Aisyah Radhiyallahu ‘anha. beliau pernah menuturkan,


كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ

"Dulu saya punya utang puasa ramadhan. Dan saya tidak bisa mengqadhanya kecuali di bulan sya’ban."
(HR. Bukhari 1950, Muslim 2743, dan yang lainnya)
lakukanlah Qadha puasa sesegera mungkin sebelum datang kembali bulan Ramadhan berikutnya.  Sebagaimana hadits diatas menjelaskan siti Aisyah r.a  tidak bisa mengqadha puasanya kecuali pada bulan Sya’ban.
#Marhaban ya Ramadhan

5  Mempersiapkan Ruhiyyah / Spiritual.
Persiapan spiritual merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam upaya untuk optimalisasi ibadah puasa Ramadhan.
Salah satu persiapan spritual untuk menyambut Ramadhan adalah dengan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan sebelumnya, yaitu di bulan Sya’ban ini seperti memperbanyak puasa Sunnat.
Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban merupakan sunnah Rasulullah saw.

Aisyah ra, ia berkata, “Aku belum pernah melihat Nabi saw berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi saw berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya’ban. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, dari Usamah bin Zaid r.a ia berkata, aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain yang sesering pada bulan Sya’ban”. Beliau bersabda, “Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Ra’jab dengan Ramadhan. Padahal pada bulan itu amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Rabb semesta alam, maka aku ingin amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. Nasa’i dan Abu Daud serta dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Sahabat, persiapan shaum yang dilakukan oleh Rasulullah saw menjelang Bulan Ramadhan adalah dengan memperbanyak shaum di bulan sya’ban (ruwah. Sunda) yaitu 1 bulan menjelang bulan Ramadhan. Contoh yang dilakukan Rasululullah saw tersebut mengindikasikan bahwa optimalisasi shaum Ramadhan akan didapatkan apabila kita melakukan persiapan sebelumnya. Hal ini bisa dijadikan ibrah untuk melakukan persiapan-persiapan ibadah yang lainnya, baik ibadah umrah atau haji dengan persiapan manasik haji/umrah, atau ibadah yang lainnya tentunya sangat baik apabila kita melakukan persiapan sebelum benar-benar melakukan amalan ibadah yang sebenarnya.
#Marhaban ya Ramadhan

6. Mempersiapkan fisik / Jasad / Jasmani.
Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat di bulan Ramadhan sangat penting. Kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya terganggu

Rasul saw bersabda,
“Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim)

Sahabat, Untuk meyambut Ramadhan kita harus menjaga kesehatan dengan cara menjaga pola hidup sehat, apa itu pola hidup sehat? 

shabat, pola hidup sehat terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
            a. mengolah tubuh dengan cara olah raga, jogging, memperbanyak jalan, senam sehat dengan durasi olah raga 15 menit atau sampai tubuh kita terasa berkeringat;
           b. menjaga pola makan dengan memilih makanan sehat dan bergizi hindari makanan olahan yang hanya sekedar enak dimulut saja tapi kualitas gizinya rendah seperti gorengan, snack-snack, jajanan dll
           c. istirahat cukup, dengan memperhatikan waktu istirahat dan durasi istirahat, waktu yang paling baik untuk istirahat adalah pukul 21.00 s/d  03.00 dan durasi istirahat 5 s/d 6 jam, ditambah tidur siang yang disunnahkan adalah qailullah  yaitu tidur sebentar (maksimal 1 jam) sebelum adzan dzuhur.
#Marhaban ya Ramadhan

7. Menghias Rumah
Sahabat, kegiatan ini adalah kegiatan yang secara aktif dan aplikatif menunjukan kondisi hati kita dalam menyambut Ramadhan, ingat teori poci yang pernah disampaikan Aa Gym pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid – Bandung, yaitu “apabila teko atau poci berisi air putih, maka yang keluar air putih saja, apabila isi teko berupa susu maka yang keluar pasti susu.” Nah apabila kita sambungkan dengan tema kita tentunya kita bisa melihat seseorang yang hatinya gembira maka apa yang dilakukannya secara fisik (dzohir) akan menunjukan kegembiraannya itu.

Dalam hal ini sahabat, kita bisa menunjukkan kebahagiaan dengan menghias rumah, dengan melibatkan anggota keluarga tentunya agar aura kebahagiaan itu terasa oleh semua anggota keluarga untuk menyambut bulan yang mulia dan penuh berkah ini, bisa kita bagi tugas anak pertama bagian menghias atap, anak kedua meniup balon, anak ketiga menghias pintu, wah tentunya akan terasa indah bahagia dan suka cita tentunya dirasakan oleh keluarga kita ya.., masyaallah ..
#Marhaban ya Ramadhan

8. Mempersiapkan dana/ anggaran ramadhan
Sahabat, agar aktivitas ibadah di bulan Ramadhan ditahun ini lebih optimal, alangkah baiknya kita contoh akhlaq Rasulullah saw ketika Ramadhan tiba yaitu dengan memperbanyak amal sosial seperti memberikan ifthar (memberi makanan untuk berbuka), infaq dan shadaqah.

Ibnu Abbas r.a berkata, ”Nabi Saw adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan.(H.R Bukhari dan Muslim)

Buatlah sebuah rencana untuk mengalokasikan dana dan anggaran keluarga untuk memberi ifhtar ke mesejid terdekat, infaq dan shadaqah kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan.
Moment Ramadhan merupakan moment yang paling baik untuk mengamalkannya karena fahalanya sangat LUAR BIASA bisa 700 x lipat s/d 1000 x lipat bahkan lebih, wallahu a'lam.

Termasuk didalamnya persiapan dana untuk beri’tikaf di 10 hari terakhir yang mana didalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan, anggaran itikaf tentunya harus sudah dipersiapkan agar tidak mendzalimi keluarga kita di rumah. 

sahabat, Kita ingat didalam Al Quran Surat Al-Qadr ayat 3 :
 لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ٣
Artinya : “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”

Apabila kita rujuk kedalam tafsir ibnu katsir kita dapat menemukan penjelasan berikut :
pendapat yang menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar itu lebih afdhal daripada melakukan ibadah selama seribu bulan yang didalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar, merupakan pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir, dan pendapat inilah yang benar, bukan yang lainnya.

perhatikan hadits berikut :
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلابَة، عَنْ أَبِي هُريرة قَالَ: لَمَّا حَضَرَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قد جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ، شَهَرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرم خَيرَها فَقَدْ حُرم".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa ketika Ramadan tiba, Rasulullah Saw. bersabda: Telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan yang diberkati, Allah telah memfardukan bagimu melakukan puasa padanya. Di dalamnya dibukakan semua pintu surga dan ditutup rapat-rapat semua pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa yang terhalang dari kebaikannya, berarti dia telah terhalang (dari semua kebaikan).
 Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Ayyub dengan sanad yang sama.

Mengingat melakukan ibadah di dalam malam Lailatul Qadar sebanding pahalanya dengan melakukan ibadah selama seribu bulan, telah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

«مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

Barang siapa yang melakukan qiyam (salat sunat) di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dan ridaAllah, maka diampunilah baginya semua dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari Muslim.)

Sahabat, kita sama-sama ajak seluruh umat Islam indonesia untuk menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah itu dengan suka cita dan mempersiapkan diri untuk beribadah dengan optimal. kita berharap kepada Allah Swt agar ibadah kita diterima oleh-Nya, tentunya harus sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah saw., apabila masing – masing individu kita mampu mengoptimalkan ibadah dibulan yang penuh kemuliaan ini, maka insyaallah akan menuai berkah untuk diri kita masing-masing, yang akan dirasakan pula oleh keluarga kita dan tentunya keberkahan akan dirasakan juga oleh Negara kita yang akan menjadi negara yang mulia dan Allah swt memaafkan warga negaranya - baldatun thayibatun wa rabbun ghafur.
#Marhaban ya Ramadhan

Semoga kita merasakan jamuan Allah swt di bulan Mulia nan Agung yaitu Ramadhan ditahun ini dan dapat meraih berbagai keutamaannya.
Amiiin Ya Rabbal 'alamiin, ya mujibassailiin.


                                                       wallahu a'lam bishshawab.

                                                       wassalamu'alaikum wr wb.


Sumber:

Komentar